sosial-budaya

Nasib Petani Penggarap: Antara Tantangan dan Harapan

Minggu, 6 Oktober 2024 | 13:16 WIB
Petani penggarap di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah.

Oleh: Moh Taqwa

Petani penggarap yang ada di wilayah Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, terutama petani penggarap perempuan yang sudah lanjut usia (seperti pada gambar saya ambil pagi ini di atas) meraka adalah perempuan yang melawan masa tua.

Mereka adalah perempuan hebat yang pantang menyerah yang ada di Desa Loru, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi. Walaupun menghadapi banyak tantangan dalam kehidupan sehari-hari, mereka pantang menyerah dengan nasib dan keadaannya.

Apa yang bisa dilakukan? Pemerintah dan masyarakat harus memperhatikan hal ini sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.

Beberapa hal yang menjadi kendala di antaranya adalah:

1. KESEHATAN: Pekerjaan di ladang yang berat dapat memengaruhi kesehatan fisik mereka. Penyakit akibat usia tua dan paparan pestisida juga menjadi masalah umum.

2. EKONOMI: Pendapatan yang tidak menentu, harga hasil panen yang fluktuatif, dan biaya hidup yang terus meningkat, membuat banyak petani kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

3. AKSES TEKNOLOGI: Banyak petani tua kurang familiar dengan teknologi pertanian modern, sehingga mereka kesulitan meningkatkan produktivitas.

4. STATUS SOSIAL: Petani penggarap dianggap sebagai kelompok masyarakat yang kurang beruntung dan kurang mendapatkan perhatian.

Pemerintah sudah saatnya memberi intervensi terhadap mereka. Bentuk intervensinya yaitu:

Program Jaminan Sosial: Memberikan jaminan kesehatan dan pensiun bagi petani.

Bantuan Keuangan: Menyediakan bantuan modal usaha, subsidi pupuk, dan bantuan lainnya.

Pendidikan Pertanian: Menyediakan pelatihan pertanian yang disesuaikan dengan kebutuhan petani tua.

Sedangkan peran masyarakat terhadap mereka juga dibutuhkan. Seperti melakukan:

Gotong Royong: Membantu petani dalam kegiatan pertanian, seperti panen dan perawatan tanaman.

Halaman:

Tags

Terkini