METRO SULTENG - Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III Palu sebagai pengelola proyek pengendali banjir dan tsunami Kota Palu, mengakui keterlambatan progres pekerjaan berpagu Rp150 miliar tersebut. Walau demikian, BWS Sulawesi III menyatakan telah dilakukan percepatan di lapangan.
Hal itu disampaikan Kepala BWS Sulawesi III Palu, Dedy Yudha Lesmana, saat dihubungi Rabu (2/10/2024).
"Kita terus berupaya melakukan percepatan untuk mengejar ketinggalan progres. Memang ada beberapa kendala saat proses pelaksanaan pekerjaan," ujar Kabalai kepada wartawan.
Diketahui, proyek pengendali Sungai Palu senilai Rp150 miliar dikerjakan perusahaan asal Jakarta, PT Selaras Mandiri Sejahtera (SMS). Kontraknya mulai Agustus 2023 hingga Desember 2024. Sumber dana proyek ini dari Loan JICA (Japan International Cooperation Agency).
Keterlambatan progres PT SMS di lapangan, menurut Yudha - sapaan akrab Kabalai, karena ada tantangan utama yang dihadapi di lapangan. Yaitu kondisi lapisan tanah yang keras pada saat pemancangan.
Masih banyak material sisa-sisa konstruksi terdahulu, seperti beton, bronjong dan material lainnya yang tertanam sebelum gempa. Hal inilah yang menjadi kendala sehingga terjadi keterlambatan progres.
"Pekerjaan pemancangan menemui lapisan tanah yang keras, sehingga mempengaruhi volume dan produksi pekerjaan hariannya," ulasnya tanpa merinci progres dan deviasi di lapangan.
Baca Juga: PT SMS Akui Keterlambatan Proyek Rp150 M, Tapi Bantah Addendum
Dengan kendala itu, kata Kabalai, sehingga progres pekerjaan PT SMS belum mencapai target yang ada dalam perencanaan.
Namun, Yudha berharap pengerjaan proyek itu bisa menunjukkan arah kemajuan dalam progresnya.
"Masih dibawah target yang direncanakan, tapi tetap kami berupaya untuk melakukan percepatan. Semoga pekerjaan ini bisa sesuai yang diharapkan," terangnya lagi.
Baca Juga: PT SMS Dikenakan SCM 1, Deviasi Tertinggi di Sungai Palu
Dikatakan, proyek berpagu Rp150 miliar ini juga menjadi bagian dari upaya rehabilitasi infrastruktur yang rusak akibat bencana, serta pemulihan daerah aliran sungai di kawasan Sulawesi Tengah (Sulteng), khususnya tiga sungai di Palu. ***