METRO SULTENG- Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali, Sulteng dinilai gagal mengatasi persoalan listrik di Kecamatan Bumi Raya dan Witaponda. Soalnya, pemadaman bergilir dari pasokan listrik Kolonodale Morowali Utara masih terjadi hingga saat ini.
Potret miskin listrik di wilayah perbatasan Morowali dan Morowali Utara tersebut membuat sejumlah mahasiswa angkat bicara. Salah satunya Fikar yang menyesalkan terjadinya kondisi seperti ini di Kabupaten yang terkenal dengan sumber kekayaan alamnya.
"Tentunya perlu tindakan cepat dan konkrit dan Pemerintah Daerah untuk mengatasi krisis kelistrikan ini," pinta Fikar mahasiswa asal Morowali yang menempuh jenjang pendidikan di di Malang, Rabu (15/4/24).
Menurut dia, situasi yang dialami masyarakat Kecamatan Bumi Raya dan Witaponda itu menimbulkan ironi yang sangat mendalam. Morowali dikenal dengan sumber kekayaan alamnya dan juga merupakan tempat berdirinya kawasan nikel terbesar di asia tenggara tapi masyarakatnya masih mengalami pemadaman listrik.
"Hingga tahun 2024 ini belum ada solusi yang konkrit dari Pemkab Morowali untuk mengatasi kondisi listrik di dua Kecamatan itu. Padahal daerah kita ini kaya loh dengan sumber daya alamnya, banyak perusahaan tambang dan merupakan lokasi kawasan industri berdiri,"ucap anggota Aliansi Mahasiswa Morowali (AMM) itu.
Dampak dari krisis listrik ini juga dirasakan secara langsung di berbagai sektor kehidupan masyarakat. Di era saat ini listrik merupakan elemen krusial dalam menggerakkan roda ekonomi dan pembangunan suatu wilayah.
Oleh karena itu, dia berharap adanya komitmen yang kuat dari pemerintah daerah Morowali untuk menyelesaikan masalah ini dengan memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat setempat.***