sosial-budaya

The Philosophy Of The Gaple

Selasa, 16 April 2024 | 06:56 WIB
Domino atau yang biasa juga disebut batu gaple. (Foto: Istimewa).

Oleh: Abdissalam Mazhar Ahmad Badoh

Orang-orang yang hobi main gaple, kalau malam sesudah isya', puaima (imam) sholat subuh sendiri di masjid. Yang lain cussss sholat di rumah, hanya beberapa orang yang tidak.

Seterusnya mereka tidur. Kecuali guru kelas pagi-pagi wajib apel bersama muridnya di sekolah. Jam 10 menjelang siang, kebanyakan sudah mandi ganti baju taqwa ASN, dan pergi ke tempat kerja masing-masing.

Itulah aktivitas di salah satu grup WA dimana penulis ikut tergabung di dalamnya. Ada yang pimpinan pondok pesantren yang cuti, ada pula 2 orang pengusaha kelas kakap di minyak, baru dan ekspedisi.

Baca Juga: Arab Saudi Bantah Mencegat Rudal Iran Yang Menyerang Israel

Semua mereka akrab dalam lingkungan pergaulan kesehariannya dan paling banyak takut istri, ha..ha..ha.

Semua mereka genius, karena ide-ide sehat cemerlang hampir setiap minggu muncul ke permukaan tinggal dieksekusi saja.

Akhir-akhir ini dalam komunitas kritis dan sederhana tersebut berkembang 2 (dua) ide brilian.

Pertama, adalah tambah meja gaple dengan tujuan yang kalah akan menikmati jepitan telinga kekalahan lebih lama. Sementara yang menang, menikmati haknya dengan ejekan-ejekan hinaan berbatas adab pada yang kalah, ba' raja lagi memarahi hulubalang.

Ide brilian kedua, adalah kompetisi gaple silaturahmi antar mereka yang belum mulai saja sudah ada yang kalah.

Makna filosofi yang bisa ditimbulkan dan dianalisis amat banyak. Salah satunya yang data dipetik dari buah kegiatan orang-orang bijak ini adalah, untuk berlomba dalam tujuan kemenangan tak perlu harus ada permusuhan antara rival.

Baca Juga: Ada Promo Spesial di Swiss-Belhotel Silae Palu, Hanya Berlaku Bulan ini!

Justru yang lebih baik hal itu dilakukan penuh toleransi dan silaturahmi jiwa hingga mental sehingga yang kalah akan tetap stabil. Yang menang akan selalu berlaku harmonis dalam menikmati kemenangan dan memotivasi kekalahan dengan ketinggian adab.

Sangat luar biasa memang, ketika para bijak berkumpul dan mengisi waktu senggangnya yang pada hakikatnya hampir saja tak terbuang. Latihan mereka terlalu ketat hingga tak ada waktu menoleh walau sesaat. Ohhh gaple. (*)

Terkini