sosial-budaya

Mengenal Papeda, Makanan Dari Sagu Khas Indonesia Timur Yang Jadi Warisan Dunia

Jumat, 20 Oktober 2023 | 05:14 WIB
Papeda hidangan lezat masyarakat Indonesia Tiimur

METRO SULTENG-Doodle hari ini merayakan Papeda atau Bubur Sagu — bubur sagu lezat yang merupakan makanan pokok di Indonesia Timur dan telah mendapatkan popularitas di seluruh dunia..

Pada hari ini 20 Oktober, di tahun 2015, Papeda secara terbuka dinyatakan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.

Lantas dari mana asal makanan papeda

Papeda merupakan makanan khas Papua, Maluku, dan beberapa daerah di Sulawesi. Makanan ini berbahan dasar sagu, teksturnya mirip lem atau gel berwarna putih bening. Dalam bahasa Inanwatan atau bahasa Papua, papeda disebut juga dengan dao. Di Sulawesi makanan ini disebut Kapurung, Sinole dan dui.

Baca Juga: Gempa Bumi Terkini Magnitudo 5,3 Guncang Garut Tidak Berpotensi Tsunami

Sagu adalah tepung yang didapat dari batang pohon sagu atau Metroxylon sagu rottb yang bentuk pohonnya menyerupai pohon palma.

Pohon sagu tumbuh di tepian sungai atau wilayah lain dengan kadar air yang cukup tinggi seperti rawa. Tinggi pohon sagu mencapai 30 m.

Sagu menghasilkan beberapa produk makanan seperti sagu lempeng, sagu bakar kelapa, dan sagu bakar apatar.

Mengutip Indonesia Chef Association, makanan ini rasanya tawar, cocok disajikan dengan ikan tongkol yang dibumbui dengan kunyit atau bersama dengan kuah kuning.

Kadang dinikmati dengan sayur yang diolah dari daun melinjo muda atau disebut juga sayur ganemo. Papeda sering dihidangkan saat ada acara-acara penting di Papua, Maluku, dan Sulawesi.

Baca Juga: Hari Jadi Papeda, Makanan Khas Sagu dari Indonesia Timur Dirayakan Google Doodle Hari Ini

Dibalik kelezatannya, papeda menyimpan riwayat sejarah. Papeda dikenal luas dalam tradisi masyarakat adat Sentani dan Abrab di Danau Sentani dan Arso, serta Manokwari.

Masyarakat adat Papua sangat menghormati sagu lebih dari sekadar makanan. Beberapa suku di Papua mengenal mitologi sagu dengan kisah penjelmaan manusia.

Di Raja Ampat, sagu dianggap sebagai sesuatu yang sangat istimewa. Oleh karena itu, saat memanen sagu, kerap digelar upacara khusus sebagai rasa syukur dan penghormatan akan hasil panen sagu yang melimpah.

Makanan ini juga dihidangkan pada upacara adat Papua, Watani Kame. Upacara ini dilakukan sebagai tanda berakhirnya siklus kematian seseorang.

Halaman:

Tags

Terkini