sosial-budaya

Warga Morowali Utara Mulai Was-was "Hutan Gundul" akibat Penambangan Ore Nikel

Minggu, 1 Oktober 2023 | 06:30 WIB
Salah satu lokasi penambangan ore nikel di wilayah Kabupaten Morowali Utara, Sulteng. (Foto: Ist).

METROSULTENG - Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah, menyimpan potensi sumber daya alam (SDA) khususnya mineral yang cukup menggiurkan. Sebut saja potensi nikel.

Daya tarik potensi mineral nikel di Kabupaten Morowali Utara, sangat menarik minat para penambang dan investor. Buktinya, saat ini di kabupaten tersebut ada puluhan perusahaan pemilik IUP beroperasi. Mereka menambang ore nikel. Kehadiran mereka mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengikis kesenjangan sosial.

Namun tunggu dulu. Meski demikian, kehadiran puluhan perusahaan penambang ore nikel itu, mulai dikhawatirkan warga sekitar.

"Areal penambangan itu dapat memicu datangnya bencana (banjir dan tanah longsor) jika tidak dalam pengawasan yang baik. Kerusakan hutan dan lingkungan akan "mengintip" Morowali Utara di kemudian hari," kata beberapa warga saat melintas di lokasi penambangan ore nikel di Morowali Utara.

Penulusuran media ini di beberapa lokasi penambangan ore nikel di Morowali Utara, mulai dari Desa Ganda-Ganda hingga ke Dusun Towi Desa Tamainusi Kecamatan Soyo Jaya, keberadaan lingkungannya cukup mencengangkan.

Sepanjang jalan provinsi dari Desa Ganda-Ganda hingga Dusun Towi, terlihat pemandangan  hutan gundul dari jarak dekat.

Hutan gundul tersebut apalagi kalau bukan lokasi penambangan ore (tanah yang mengandung biji nikel). Suara alat berat menumbangkan pohon-pohon dan menggali tanah, terdengar sayup-sayup saat para pengendara melintas.

Papan peringatan ini dianggap mubazir. Menurut warga tidak ditegakkan apa yang menjadi isi tulisan dalam papan pengumuman tersebut. (Foto: Ist).
"Kalau di belakang kampung atau pemukiman kami sudah ditambang, lebih baik kami pindah saja untuk menghindari datangnya bencana alam. Kami sangat khawatir," ujar salah satu pemilik rumah makan di Dusun Towi, Desa Tamainusi, Jum'at (29/9/2023).

Menurutnya, saat musim hujan beberapa waktu lalu, air hujan sampai masuk ke dalam rumah. Airnya cukup deras, berasal dari balik bukit yang telah gundul.

"Saat musim hujan tiba, air dari gunung menyeberangi jalan yang telah beraspal. Sementara kalau musim kemarau, debit air semakin kecil. Kami menduga, ini akibat sejumlah area hutan telah gundul akibat ditambang," tutur pemilik warung yang menolak disebut namanya. ***

Tags

Terkini