Rembuk Pemuda Sulteng Penanaman 70.000 Mangrove, Komitmen Nyata Selamatkan Teluk Palu

photo author
- Senin, 28 Juli 2025 | 17:15 WIB

METRO SULTENG - Dalam momentum peringatan Hari Mangrove Internasional, Rembuk Pemuda Sulawesi Tengah (Sulteng) menggagas aksi kolaboratif penanaman 70.000 pohon mangrove yang membentang sepanjang pesisir Pantai Palu, Sabtu (26/7/25).

Aksi ini menjadi simbol komitmen nyata pemuda dalam menyelamatkan ekosistem Teluk Palu, memulihkan garis pantai, sekaligus menjawab tantangan krisis iklim dengan tindakan konkret.

Kegiatan ini tidak hanya diwarnai kolaborasi dengan komunitas Mangrover, tetapi juga melibatkan siswa, mahasiswa, dan organisasi pemuda dari berbagai kampus dan sekolah. Aksi ini turut diresmikan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Rembuk Pemuda dan Mangrovers, sebagai bentuk penguatan gerakan rehabilitasi mangrove secara berkelanjutan.

Baca Juga: Proyek Strategis Pengaman Pantai Desa Galumpang Toli Toli Senilai Rp1 Miliar Lebih Diduga Menggunakan Material Ilegal

Yang menarik, kegiatan ini lahir dari komitmen pribadi Ketua Rembuk Pemuda Sulteng, Fathur Razaq, yang memaknai penanaman mangrove sebagai “sedekah alam”.

Rembuk Pemuda Sulawesi Tengah (Sulteng) menggagas aksi kolaboratif penanaman 70.000 pohon mangrove. (Foto : Ist)
Rembuk Pemuda Sulawesi Tengah (Sulteng) menggagas aksi kolaboratif penanaman 70.000 pohon mangrove. (Foto : Ist)
“Kami tanam mangrove bukan untuk seremonial, tapi sebagai bentuk syukur dan sedekah kami kepada alam. Kami percaya, menjaga alam adalah bagian dari ibadah sosial,” ujar Fathur dalam sambutannya.

Fathur menegaskan, anak muda harus berani bermimpi besar dan bertindak nyata. Ia mengajak semua pihak, termasuk industri, untuk ikut bertanggung jawab atas keberlangsungan lingkungan. Ia bahkan menyentil minimnya kontribusi korporasi dalam reboisasi.

“Kami anak muda saja bisa menanam 70 ribu pohon. Sementara perusahaan-perusahaan besar di sulteng belum ada yang menanam sebanyak ini. Harusnya ada regulasi yang mewajibkan tambang atau industri menyumbang bibit setiap tahun. Kami di Rembuk Pemuda bercita-cita tanam satu juta pohon setiap tahun, baik di darat maupun di laut,” tegasnya.

Baca Juga: Rancangan Perubahan APBD 2025, Target Pendapatan Morowali Utara Turun Rp18,2 Miliar

Fathur juga mengungkapkan cita-citanya menjadikan pesisir Palu yang hijau dan lestari sebagai destinasi wisata kelas dunia.

“Kalau seluruh garis pantai Palu ini ditanami mangrove, saya yakin suatu hari akan menjadi seperti Miami. Tempat wisata bahari, ekonomi pesisir tumbuh, dan masyarakat hidup berdampingan dengan alam,” ucapnya.

Ketua Mangrovers, Ismail, turut menyampaikan apresiasi atas kolaborasi ini. Ia menyebut kegiatan ini sebagai titik balik perjuangan komunitasnya yang selama ini berjalan sendiri dalam menanam sejak pasca-tsunami 2019.

“Hari ini kami tidak sendiri. MoU ini jadi bukti kolaborasi nyata. Mangrove terbukti bisa meredam ombak, menyerap karbon 10 kali lebih besar daripada pohon di hutan, dan sekarang sudah memberi manfaat ekonomi, misalnya munculnya kerang di area tanam,” jelas Ismail.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sulteng, Simpra Tajang, menyebut gerakan ini sebagai inovasi generasi muda dalam menjaga garis pantai dan mendukung program Berani Makmur dan Berani Tangkap Banyak yang digaungkan Pemerintah Provinsi.

“Mangrove bukan hanya pelindung alami dari abrasi dan tsunami, tapi juga bisa menjadi bagian dari ekonomi hijau. Bahkan bisa masuk skema carbon credit jika regulasi kita mendukung,” ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Reza Parham

Tags

Rekomendasi

Terkini

X