METRO SULTENG – Sebagai bagian dari komitmen terhadap keberlanjutan, PT Vale Indonesia Tbk terus mendorong praktik pertanian organik melalui Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) di wilayah Morowali, Sulawesi Tengah. Hingga saat ini, petani binaan berhasil memanen 59 ton gabah kering giling (GKG) dan 8,3 ton sayuran organik.
Data tersebut dibagikan melalui akun Instagram resmi PT Vale Indonesia yang telah terverifikasi, dikutip pada Minggu, 18 April 2024. Dalam unggahan itu, disebutkan juga bahwa luas lahan sawah organik binaan mencapai 11,3 hektare, dan kebun sayuran organik seluas 3,81 hektare.
Didorong oleh Program PSRLB Sejak 2022
Pendekatan organik diperkenalkan melalui Program Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB) yang mulai diimplementasikan sejak tahun 2022. Program ini diawali dengan pelatihan intensif pada Desember 2021 di empat desa binaan: Bahomotefe, Ululere, Kolono, dan Bahomoahi.
Budidaya padi dilakukan menggunakan metode System of Rice Intensification (SRI), yang dikenal hemat air dan ramah lingkungan. Selain padi, PT Vale juga mengembangkan kebun herbal dan sayuran organik.
Untuk Konsumsi Sendiri, Perusahaan, dan Pasar Lokal
Sebagian hasil panen dikonsumsi langsung oleh petani. PT Vale juga berperan sebagai konsumen untuk kebutuhan makan karyawan. Sementara itu, kelebihan hasil panen dijual ke pasar-pasar lokal di wilayah Morowali.
Dengan sistem ini, program tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan lokal dan mendukung gaya hidup sehat melalui konsumsi pangan tanpa bahan kimia.
Pertanian Organik Sebagai Investasi Masa Depan
PT Vale menegaskan bahwa pertanian organik bukan sekadar tren, melainkan bentuk investasi masa depan—baik untuk kesehatan tanah, keamanan pangan, maupun kesejahteraan masyarakat.
Langkah ini sejalan dengan komitmen perusahaan dalam menambang secara berkelanjutan dan memulihkan fungsi produktif lahan pasca tambang.
Kolaborasi untuk Kemajuan Bersama
Melalui semangat “berkolaborasi untuk kemajuan bersama”, PT Vale Indonesia tidak hanya menambang, tetapi juga menanam masa depan. Kolaborasi dengan masyarakat lokal ini menjadi bukti bahwa pertumbuhan industri dan kesejahteraan masyarakat bisa berjalan beriringan.