METRO SULTENG – Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, didaulat sebagai tamu istimewa saat kegiatan Halal Bihalal dan Pengukuhan Pengurus Wilayah Kerukunan Keluarga Luwu Raya (PW KKLR) Sulawesi Tengah periode 2025–2030 yang digelar di Aula MAN 2 Palu, Senin siang (12/5/2025).
Acara yang berlangsung penuh kehangatan itu dihadiri Sekjen Badan Pengurus Pusat (BPP) KKLR, Hi. Jaya Lupu, bersama sejumlah pengurus pusat KKLR.
Juga hadir tokoh-tokoh penting dari berbagai kalangan, termasuk perwakilan Dato Luwu, perwakilan KKSS Sulteng, mantan Wali Kota Palu Hidayat, politisi PDI-P Muharram Nurdin, mantan anggota DPRD Sulteng Nawawi S. Kilat, dan tokoh-tokoh masyarakat KKLR lainnya.
Di acara tersebut, Muhammad Nenk resmi dikukuhkan sebagai Ketua PW KKLR Sulteng periode 2025–2030. Ia didampingi Ardan Lelemappuji sebagai sekretaris, serta Syamsinar G. Moga sebagai bendahara. Bersama pengurus lainnya, ketiganya dikukuhkan oleh Sekjen BPP KKLR Hi Jaya Lupu.
“Selama 17 tahun saya mengabdi di Tanah Luwu. Bayangkan saja, bahasa Bungku - kampung kelahirannya, sempat ia lupa, gara-gara lebih sering menggunakan bahasa Luwu," ungkapnya.
Tidak heran, kata Anwar Hafid, kultur dan budaya Luwu sangat melekat dalam dirinya. Dari Tanah Luwu, modal kepemimpinan Gubernur Sulteng itu terbentuk.
"Jiwa dan karakter kepemimpinan saya, terbentuk dari Tanah Luwu. Orang Luwu bilang, kalau sudah pernah mandi Wai Bulawan (salah satu sungai di Tanah Luwu), akan jadi pemimpin besar," kata Anwar.
Ia menceritakan pengalamannya tinggal di daerah terpencil tanpa listrik, saat menjadi kepala desa di Rantebala – daerah yang dikenal dengan tambang emasnya.
Setelah itu, ia menjabat Camat Towuti dan Camat Sorowako, sebelum menjabat Kabag dan Asisten I, hingga akhirnya kembali ke Morowali pada 2007 ikut Pilkada.
“Karena itulah, culita-cita membangun Sulawesi Tengah Nambaso (Sulteng besar/maju), terinspirasi dari pengalaman di Tanah Luwu. Saya ingin membangun Sulteng seperti saya dulu membangun dan mengabdi di Luwu,” tegasnya.
Yaitu, menyebarkan keselamatan (afsu salam), memberi makan kepada sesama, menjaga silaturahmi, dan membangun shalat di keheningan malam.
“Saya mohon doa dan dukungan dari keluarga besar KKLR. Mari kita bersama-sama kita membangun Sulteng yang Nambaso, tanah yang kita pijak sekarang ini,” Anwar mengajak seluruh keluarga besar dan pengurus KKLR Sulteng yang dikukuhkan hari itu.
Ia turut menekankan pentingnya loyalitas dan tata kerja dalam pemerintahan. “Kalau saya berani, maka pegawai harus ‘takut’ dalam arti taat dan patuh. Jangan saya berani, kalian juga berani. Itu bahaya,” katanya disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.