METRO SULTENG-Perbaikan jalan Trans Sulawesi perbatasan Sulsel-Sulteng di poros Kayulangi, kecamatan Mangkutana, Kabupaten Luwu Timur, Sulsel, membuat kemacetan parah kendaraan yang akan melintas jalan tersebut. Kendaraan harus antri saat dilakukan buka tutup jalan ketika perbaikan dilakukan.
Kondisi tersebut sudah berjalan dalam satu bulan terakhir ini. Parahnya saat kendaraan menumpuk ditengah hutan Kayulangi, penumpang kesulitan mendapat pasokan makanan, hingga banyak yang kelaparan di jalan. Jikapun ada ada penjual makanan nasi bungkus dijual dengan harga tak wajar alias kelewatan mahal.
Salahsatu penunpang yang terjabak di Kayu Langi, Sri Wahyuni mengaku, ada penumpang dari Kayulangi 2 orang sudah 2 hari terjebak di Kayulangi baru bisa lolos.
"Itu pun karena milih jalan kaki ber puluh kilo meter untuk cari mobil yang bisa bawah mereka keluar dari situ, numpang di mobil tronton," ujarnya, dikutip Senin (7/6).
Belum lagi, kata dia, di Kayulangi tidak ada penjual makanan sepanjang jalan, kalaupun ada orang datang menjajakan nasi bungkus dengan harga yang tidak sewajarnya.
Lebih parah lagi, pedagang ayam potong dari Sulsel ke Sulteng yang terjebak di Kayulangi harus menanggung kerugian besar. Diperkirakan seribuan ayam yang diangkut dengan mobil pickup mati diatas mobil karena panas dan tak ada pakan. Mereka terpaksa membuang ayam yang siap jual itu ke dalam jurang pinggir jalan di Kayulangi.
Kejadian ini diungkap oleh akun Tsurayya Raya lewat Facebooknya. Kata dia, "Kasiannya Efek macet 2 Hari di kayu langit (Mangkutana)...Ayamnya pada mati. Belum yg kelaparan dan terpaksa lebaran di Jalan...
Resiko Lewat Batas (Sulsel-Sulteng) Jalan kadang Buka tutup karena perbaikan belum kalau terjadi Longsor.
Taty, salahsatu penumpang mobil dari Makasar ke Poso, yang terjebak di Kayulangi pada saat Hari raya idul adha, Senin (17/6) mengaku terpaksa harus menggelar sholat idul adha di jalan bersama para penumpang lainnya ***
