METROSULTENG.com-Dua pekan para pengungsi menempati tenda darurat di lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Meli, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara (LUTRA) Sulsel.
Sementara lingkungan para pengungsi sudah mulai dipenuhi sampah yang berserakan diluar tenda, sehingga menimbulkan bau tak sedap.
Pemerhati lingkungan sehat dari para relawan Indonesia bangkit yang kebanyakan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Makassar, yang berbaur dengan para pengungsi dan bertetangga tenda, mulai menyoroti bau tak sedap, yang ditimbulkan akibat sampah berserakan diluar tenda pengungsi yang dapat menimbulkan penyakit bagi pengungsi.

Para relawan muda Indonesia bangkit yang datang berkonvoi menunggangi kendaraan motor dari Makassar, membantu pemulihan korban bencana banjir bandang, tak tega melihat lingkungan pengungsi yang dalam kondisi semrawut.
Menurut Rizal salah seorang relawan Indonesia Bangkit, saat berbincang dengan wartawan metrosulteng.com/MSTV Sabtu (25/07/2020), miris dengan kondisi lingkungan pengungsi.
Sebagai pemerhati lingkungan yang sehat, menurut Rizal, di area pengungsi perlu adanya tempat penampungan sampah, pasalnya lingkungan yang tidak bersih dan semrawut dapat mengundang penyakit bagi ribuan pengungsi korban banjir bandang.
Tak hanya itu, para relawan kumpulan mahasiswa ini, tidak tinggal diam melihat tumpukan sampah di seputar tenda pengungsi yang dapat mengundang penyakit, dengan sukarela bersama membersihkan sampah yang berserakan agar lingkungan diseputar tenda pengungsi terhindar dari penyakit.***