METRO SULTENG-Pasca musim MLS memasuki babak akhir, dengan FC Cincinnati berhadapan dengan Inter Miami di semifinal Wilayah Timur pada hari Minggu, 23 November.
Secara efektif merupakan perempat final, ini adalah pertandingan sistem gugur murni, di mana, jika skor imbang setelah 90 menit, akan ada 30 menit waktu tambahan dan kemudian adu penalti jika pemenang tidak dapat ditemukan dalam waktu 120 menit.
Pratinjau pertandingan
Cincinnati keluar dari persaingan Hell is Real mereka dengan Columbus Crew, memenangkan seri terbaik dari tiga dengan skor 2-1 untuk memesan tempat di semifinal konferensi, yang baru kedua kalinya mereka melakukannya.
Jelas bahwa keuntungan kandang sangat penting bagi Garys, yang mengamankan kedua kemenangan di kandang mereka di Stadion TQL, meski menderita kekalahan di leg kedua di kandang sendiri.
Tim Jingga dan Biru menjalani musim yang luar biasa, finis di posisi kedua di Wilayah Timur pada tabel MLS , mencatatkan 20 kemenangan, tetapi menang tipis telah menjadi benang merah bagi tuan rumah.
Tim asuhan Pat Noonan memenangkan 16 dari 20 pertandingan musim reguler mereka dengan selisih satu gol, sementara kedua kemenangan melawan Crew di babak playoff diraih dengan selisih satu gol.
Secara defensif, mereka adalah unit yang cukup solid, tetapi mereka hampir tidak bisa mengendalikan pertandingan dan malah mengandalkan kecemerlangan individu dari beberapa penyerang mereka, yang menghasilkan momen-momen ajaib.
Namun, tim tuan rumah harus percaya diri menjelang pertandingan ini, terutama karena mereka tidak terkalahkan melawan lawan ini musim ini, mengalahkan tim Florida itu dengan skor 3-0 di pertandingan yang sama.
Dengan satu tempat di final konferensi dipertaruhkan - yang secara efektif merupakan semifinal playoff MLS - Cincy harus melakukan yang terbaik untuk menahan imbang tim tamu.
Sejak kekalahan kandang 5-3 mereka dari Chicago pada bulan Oktober, Javier Mascherano telah sedikit mengubah pilihan timnya, yang membuat mereka menghasilkan hasil yang lebih baik.
Inter Miami tampil percaya diri pada pertandingan kandang mereka melawan Nashville SC, mencetak tujuh gol di kedua pertandingan, tetapi kenyataan bahwa mereka dikalahkan di kandang lawan sungguh mengkhawatirkan.
The Herons memiliki segalanya untuk diberikan dalam pertandingan sistem gugur ini, terutama karena mereka tidak memiliki trofi apa pun musim ini, setelah kalah di final Piala Liga, tersingkir dari Piala Champions Concacaf di babak semifinal, dan hanya butuh satu poin untuk mempertahankan Supporters' Shield.
Miami akan sangat bergantung pada serangan mereka, yang merupakan serangan terbaik ketiga yang pernah dilihat MLS dalam hal xG per pertandingan.
Meskipun tidak hebat dalam bertahan, Herons terlihat lebih termotivasi pada tahap kampanye ini daripada sebelumnya, dan mereka akan mengerti bahwa mereka memasuki Cincinnati sebagai tim yang tidak diunggulkan di atas kertas.