METRO SULTENG-Dua tim yang ingin menghindari kemunduran lebih lanjut dalam kampanye mereka masing-masing akan berhadapan pada hari Minggu saat Konyaspor menjamu Fenerbahce di Torku Arena.
Tuan rumah sangat dekat dengan zona degradasi, hanya unggul empat poin, sementara tim tamu tertinggal delapan poin dari pemuncak klasemen Galatasaray dan membutuhkan kemenangan untuk mempertahankan peluang meraih gelar.
Pratinjau pertandingan :
Konyaspor meningkatkan moral mereka dengan kemenangan 1-0 yang diraih dengan susah payah atas klub liga bawah Corum di Piala Turki Kamis lalu, berkat gol telat Blaz Kramer .
Akan tetapi, performa liga mereka tetap menjadi perhatian, karena Anatolian Eagles gagal menang dalam tiga pertandingan Super Lig Turki terakhir , dan hanya memperoleh dua poin dalam periode tersebut.
Kekalahan 2-1 dari Alanyaspor pada pertandingan liga terakhir mereka menyoroti kelemahan Konyaspor, dengan lawan mereka menyia-nyiakan banyak peluang yang bisa saja membuat kekalahan semakin berat.
Pasukan Recep Ucar kini berada di posisi ke-13, sangat dekat dengan zona degradasi, dan harus menemukan cara untuk menghentikan keterpurukan mereka melawan salah satu kekuatan besar liga.
Yang menggembirakan bagi tuan rumah, mereka tampil solid di kandang sendiri, tetap tak terkalahkan dalam tiga pertemuan kandang terakhirnya dengan Fenerbahce, menang dua kali dan seri satu kali.
Musim ini, penampilan mereka di Torku Arena telah menjadi kekuatan utama, dengan Konyaspor belum pernah kalah di kandang sendiri di liga, mengamankan empat kemenangan dan empat hasil imbang dalam delapan pertandingan kandang terakhir mereka di semua kompetisi sejak musim sebelumnya.
Berita tim :
Sementara itu, Fenerbahce datang ke pertandingan ini dengan bekal dua kemenangan berturut-turut, termasuk kemenangan 2-1 atas Hatayspor dalam pertandingan Super Lig pertama mereka tahun 2025 dan kemenangan meyakinkan 3-0 atas Kasimpasa di Piala Turki.
Akan tetapi, kampanye mereka dibayangi oleh kontroversi, dengan Jose Mourinho sekali lagi menjadi berita utama setelah kemenangan Hatayspor, dengan manajer Fenerbahce tersebut mengisyaratkan dalam wawancara pasca-pertandingan yang berapi-api bahwa Federasi Sepak Bola Turki bias ke arah Galatasaray.
Kendati ada drama di luar lapangan, anak asuh Mourinho tetap fokus untuk memperkecil ketertinggalan dari rival-rivalnya, dan meski Yellow Canaries membanggakan rekor tandang terbaik ketiga di liga, mereka telah menunjukkan kerapuhan di laga tandang, kalah dalam dua dari enam laga tandang kompetitif terakhirnya.
Meski Fenerbahce telah menunjukkan ketangguhan yang terpuji, hanya kalah dua kali dari 38 pertandingan Super Lig terakhir mereka, ketidakmampuan mereka untuk merangkai kemenangan beruntun yang panjang—terutama jika dibandingkan dengan Galatasaray—telah menjadi titik lemah mereka.
Ketidakkonsistenan ini terlihat jelas dalam lima pertandingan liga terakhir mereka, di mana mereka gagal mengamankan kemenangan dalam dua kesempatan, yang menyoroti tantangan dalam mempertahankan momentum dalam upaya mereka mengejar gelar.