METRO SULTENG-Salah satu kompetisi yang paling tidak disukai Arsenal belakangan ini, Piala EFL kembali ke Stadion Emirates pada Rabu malam, saat The Gunners menjamu Bolton Wanderers di putaran ketiga.
Sementara The Gunners melewati dua putaran pertama, tim tamu mereka harus melewati Mansfield Town dan Shrewsbury Town untuk menyiapkan pertandingan glamor dengan pasukan Mikel Arteta .
Pratinjau pertandingan :
Tim yang kerap disebut mudah diganggu selama tahap akhir masa jabatan Arsene Wenger , Arsenal menukar sisi lemah mereka dengan 'ilmu hitam' saat melawan rival utama gelar Liga Primer Manchester City pada hari Minggu, taktik yang nyaris membuahkan hasil di lapangan tempat mereka belum pernah menang sejak Januari 2015.
Kesepuluh pemain Arteta bertahan dengan sepenuh hati dan keberanian sepanjang babak kedua, tetapi malah kehilangan dua poin dengan cara yang paling menyedihkan, saat John Stones mencetak gol penyeimbang terakhir Citizens yang tercatat di Liga Primer dalam hasil imbang 2-2 yang menegangkan.
Taktik parkir bus Arsenal di Etihad tentu saja memecah opini publik, tetapi dengan 10 orang pemain di kandang lawan melawan Man City, tak seorang pun bisa secara realistis menyalahkan The Gunners karena mengadopsi formasi 5-4-0 setelah Riccardo Calafiori dan Gabriel Magalhaes menyamakan gol ke-100 Erling Haaland untuk Citizens di babak pertama.
Masih hanya terpaut dua poin dari anak asuh Pep Guardiola karena mempertahankan rekor tak terkalahkan, Arsenal sekarang mengalihkan fokus ke kompetisi yang hanya pernah mereka menangkan dua kali sepanjang sejarah - dan tidak pernah lagi sejak 1993 - dalam upaya mereka untuk menghindari terulangnya eliminasi putaran keempat musim lalu melawan West Ham United.
Namun, dua pertandingan Piala EFL terakhir Arsenal di Stadion Emirates berakhir dengan kekalahan dari Liverpool dan Bolton Wanderers, yang berarti The Gunners belum pernah memenangkan pertandingan kandang di kompetisi tersebut sejak 2021, ketika mantan bintang Hale End Charlie Patino menjadi salah satu pencetak gol dalam kemenangan 5-1 atas Sunderland.
Berita tim :
Sepasang kemenangan Arsenal di Piala EFL pada tahun 1987 dan 1993 masih mengalahkan kemenangan tim tamu Bolton, yang belum pernah menaklukkan kompetisi tersebut dan mengalami paceklik trofi utama selama 66 tahun yang ingin diakhiri pada musim ini, setelah terakhir kali mendapatkan sepotong trofi di Community Shield tahun 1958.
Para peserta League One telah mencapai hasil terbaik mereka di Piala EFL sejak musim 2017-18, setelah mengalahkan Mansfield Town melalui adu penalti di babak pembukaan sebelum menang 2-0 atas Shrewsbury Town di babak kedua, di mana mantan pemain muda Arsenal Jordi Osei-Tutu menjadi pencetak gol.
Akan tetapi, sejak musim 2011-12, Trotters belum pernah melaju lebih jauh dari putaran ketiga Piala EFL, di mana perjalanan mereka secara kebetulan dihentikan oleh Arsenal di babak 16 besar, dan ketidakkonsistenan telah menjadi tema bagi pasukan Ian Evatt sejauh musim ini.
Memang, enam pertandingan terakhir Bolton di semua turnamen telah menyaksikan tim tamu mengikuti pola kalah-menang, saat mereka menindaklanjuti kekalahan kandang yang memalukan 4-0 dari Huddersfield Town pada 14 September dengan kemenangan telak 5-2 atas Reading di akhir pekan, saat Dion Charles mencetak tiga gol di babak pertama.
Berada di posisi ke-18 dalam klasemen Liga Satu dengan hanya dua kemenangan dari enam pertandingan, Bolton kini bertemu kembali dengan Arsenal 12 tahun setelah pertemuan terakhir mereka - hasil imbang tanpa gol di Liga Primer tahun 2011-12 - sebelum itu Andrey Arshavin dan Park Chu-Young menyamakan kedudukan setelah gol pembuka Fabrice Muamba di babak 16 besar Piala EFL awal tahun itu.
Susunan pemain :